Belajar dari Layang-layang

Belajar dari Layang-layang

(Jakarta International Kite Festival XVIII 2012)

            Persahabatan langit biru. Itulah tema yang dijunjung dalam Jakarta International Kite Festival tahun ini yang jatuh pada 30 Juni sampai 1 Juli 2012. Hari itu, melalui 150 pelayang yang berasal dari 15 provinsi dan 18 negara tersebut, kami, UKM Pramuka Sekar Kalpavriksha Universitas Indonesia, memperoleh pemahaman baru tentang kehidupan. Diantaranya tentang keseimbangan dan keselarasan hidup yang terwakilkan melalui sepotong layang-layang yang menjulang.

Dalam berita Kompas, 30 Juni 2012, Sari Madjid, Ketua Pelaksana Jakarta International Kite Festival 2012 menuturkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempertemukan layang-layang nasional dan internasional serta memfasilitasi bagaimana mereka bertemu dan bisa bertransaksi. Pertemuan dan transaksi berbagai jenis layang-layang ini bertempat di Pantai Karnaval, Taman Impian Jaya Ancol. Terlihat sekali semangat kreasi penduduk dunia ketika puluhan layang-layang tersebut membumbung hampir serentak di angkasa. Mulai dari layang-layang dua dimensi yang menggambarkan budaya lokal daerah-daerah di Indonesia sampai layang-layang tiga dimensi berbentuk hati, ikan, buaya, kuda, dan tokoh kartun Spongebob. Masing-masing daerah dan negara melalui layang-layangnya menikmati pertemuan itu dan membiarkan layang-layang bertansaksi di udara dengan caranya sendiri. Semuanya menjulang penuh kemenangan, seolah bangga dapat bersantai di atas sana setelah perjuangan panjang proses penerbangannya.

1

Dari bawah, ketika kami menengadahkan kepala, terbersit semangat universal yang kokoh dari atas sana. Hingga rasa syukur pun mewakili takwa kami kepada Tuhan atas segala nikmat yang menjadikan UKM Pramuka Sekar Kalpavriksha Universitas Indonesia bisa kembali berdiri. Kegiatan kepramukaan di Universitas Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1950-an dibawah binaan Alm. Kak HS Mutahar. Kemudian resmi berdiri Racana Kalpavriksha UI pada 28 November 1983, peresmian dilakukan di Kampus UI Salemba, Jakarta. Kalpavriksha sendiri berasal dari kata Kalpataru yang berarti sebuah pohon abadi yang berasal dari budaya Hindia kuno. Akan tetapi, organisasi kepanduan ini sempat vakum selama hampir delapan tahun.

Melalui layang-layang itulah kami belajar banyak hal, bahwa untuk “tenang” di atas sana dibutuhkan perjuangan yang tangguh. Untuk layang-layang segiempat yang biasa kita lihat saja, layang-layang tak akan terbang sempurna jika batang penyangganya tidak dibentuk seadil-adilnya, harus benar-benar sama panjang. Apalagi untuk berbagai kreasi layang-layang dengan berbagai bentuk, ukuran, bahkan sampai tiga dimensi. Di sinilah kami belajar bagaimana sebuah keadilan dapat menyokong keberlangsungan sebuah kehidupan.

Layang-layang mengajarkan kami untuk bercita-cita setinggi angkasa. Bahwasannya, setinggi apa pun cita-cita kita, segalanya masih mungkin ketika kita terus berusaha mengulur benang dan mengendalikannya. Seperti layang-layang yang keseimbangannya mengandung keteguhan, hidup adalah perjuangan tanpa batas. Meskipun pada Kamis, 29 Maret 2012, Universitas Indonesia telah mengukir sejarah baru bagi kebangkitan Gerakan Pramukanya, yaitu dengan dikukuhkannya lagi Racana Nara-Stri Kalpavriksha Universitas Indonesia sebagai anggota kepanduan yang dinaungi Kwartir Cabang Jakarta Pusat, Kwartir Ranting Senen, Gugus Depan 04-373/04-374 menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Indonesia, kami tidak akan berhenti bercita-cita. Kami akan terus menelurkan mimpi-mimpi baru untuk kebermanfaatan Gerakan Pramuka, Universitas Indonesia, dan Bangsa Indonesia kita tercinta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *