Kesehatan Reproduksi

Pemateri : Muhammad Aldis R (Rumah Panda FKM UI)

Hari, tanggal : Sabtu, 16 Februari 2013

Waktu : Pukul 14.00 WIB—selesai

Tempat : Ruang Diskusi Lantai 2 Perpustakaan UI

Latihan ini dibuka dengan pengisian pretest seputar pengetahuan reproduksi yang diberikan oleh pemateri kepada seluruh peserta latihan. Ternyata, tidak setiap orang paham dan dapat menjawab dengan gamblang ketika diminta menjelaskan perbedaan antara seks dan seksualitas. Kesadaran peserta atas krisis pemahaman ini membuat peserta semakin semangat mengikuti latihan. Setelah pemberian materi peserta kembali melakukan tes, posttest, untuk mengukur sejauh mana ilmu yang telah diberikan itu terserap. Adapun pelaksanaan kegiatan ini memiliki tujuan linear dengan pemenuhan kewajiban anggota pramuka untuk mendapat pengakuan pada kolom SKU No 21: “Dapat membahas dan menjelaskan tentang kesehatan reproduksi”. Secara ringkas, berikut hal-hal penting yang disampaikan oleh pemateri terkait kesehatan reproduksi.

Seks merupakan jenis kelamin atau hal-hal yang berkaitan dengan jenis kelamin yang dilihat dari aspek biologis. Sementara seksualitas lebih mengarah pada aktivitas seks itu sendiri, seperti pengertian yang termaktub dalam KBBI edisi III (2008: 1015), bahwa seksualitas adalah 1) ciri, sifat, atau peranan seks; 2) dorongan seks; 3) kehidupan seks. Seks dan seksualitas tidak terlepas dari peranan remaja yang banyak mendapat sorotan. Menurut DepKes RI, seorang dikatakan remaja apabila dia berada di rentang antara usia 10—19 tahun dengan pengelompokkan sebagai berikut

Masa remaja awal (10-12 tahun)

Masa remaja tengah (13-15 tahun)

Masa remaja akhir (16-19 tahun)

Secara fisik, organ pada remaja belum mencapai kematangan sehingga penjagaan atas kesehatan alat reproduksi perlu dilakukan.

Berdasarkan kondisi fisik yang belum matang, remaja rawan mengalami masalah kesehatan, dalam hal ini kesehatan reproduksi. Selain itu, dilihat dari kondisi mental, usia remaja cenderung sensitif, banyak berfantasi, galau, depresi, minder, dikekang oleh berbagai pihak dan kalangan baik langsung, maupun tidak langsung. Hal inilah yang menimbulkan beberapa permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja, seperti seksualitas (pubertas), penyakit (HIV/AIDS), dan aborsi karena Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD).

  1. Seksualitas

Pubertas  merupakan perkembangan tubuh secara biologis dan psikologis yang menandakan bahwa remaja sudah tumbuh dan matang organ reproduksinya. Pubertas

ditandai oleh ciri-ciri primer dan sekunder.

Ciri-ciri seks primer

Laki-laki >>keluarnya sperma

Perempuan  >> menarche (menstruasi pertama)

Ciri-ciri seks sekunder

Laki-laki >>  jakun, rambut2, bentuk badan

Perempuan >>  payudara, rambut2, bentuk badan

Selain itu, masa pubertas juga ditandai dengan keinginan melakukan aktivitas seksual, seperti kissing, necking, petting, intercourse (KNPI) . Perilaku seksual pada remaja meliputi masturbasi dan seks bebas yang beresiko menimbulkan penyakit dan KTD

  1. Penyakit Menular

AIDS

Penyakit menular AIDS disebabkan virus HIV, merupakan penyakit yang bisa ditularkan melalui pertukaran/kontak langsung darah, hubungan seksual tidak aman, dan dari ibu ke anak. Penyakit ini merupakan penyakit yang menurunkan sistem imun. Penderitanya mengalami window period (periode jendela) sehingga tampak seperti orang sehat.

IMS

IMS atau Infeksi Menular Seksual merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, penyebabnya bisa bakteri, virus, atau jamur. Contoh, Gonnorhoeae, sifilis, kutil kelamin, herpes, dan klamidia.

KTD

Kehamilan tidak diinginkan sangat berbahaya secara fisik (organ reproduksi perempuan)karena remaja belum siap secara mental dan ekonomi. Selain itu KTD akan menimbulkan gencatan dan tekanan sosial  yang pada akhirnya nasib bayilah yang dikorbankan apabila aborsi menjadi pilihan. Permasalahan kesehatan reproduksi tersebut dapat dicegah dengan tiga hal, yaitu A, abstinensia; B, be faithfull; dan C, condom.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *